Kamis, 24 Juni 2010

Indeks Kualitas Lingkungan Pulau Jawa Terendah

SOLO--MI: Indeks kualitas lingkungan Pulau Jawa berpredikat terendah se-Indonesia. Salah satu parameter yang digunakan sebagai dasar pengukuran adalah luas tutupan hutan.

Hal itu diungkapkan Deputi Bidang Komunikasi Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Henry Bastaman di sela-sela Pameran Lingkungan Hidup di Manahan, Solo, Jawa Tengah, Rabu (23/6).

"Tutupan hutan di Pulau Jawa sangat rendah, hanya sekitar 9 persen sampai10 persen. Angka ini jauh lebih rendah dari rata-rata nasional 52 persen. Sementara itu, yang tertinggi Sulawesi Selatan, yakni 62 persen hingga 67 persen dan Papua 60 persen," katanya.

Selain tutupan hutan, dua parameter utama untuk mengukur indeks kualitas lingkungan adalah air dan udara. Namun, Henry tidak menjelaskan lebih jauh bagaimana hasilnya, termasuk daerah-daerah mana yang menyandang predikat buruk.

Ia hanya mengatakan, ketiga aspek yang sangat berpengaruh pada kualitas hidup masyarakat itu masih banyak bermasalah. Karena itulah sesegera mungkin harus dilakukan berbagai upaya pemulihan.

Salah satu upaya yang kini sedang dikerjakan KLH adalah mengembalikan tutupan hutan, dengan mendorong masyarakat untuk berperan aktif melakukan penanaman pohon.

Sudah saatnya kini hutan tidak lagi dilihat hanya sebatas komoditas, tetapi sebagai mitra. Karena hutan merupakan penyedia oksigen, penyerap karbondioksida, daerah tangkapan air, dan penyeimbang kehidupan.


"Saat ini ada sekitar 30 juta hektare hutan yang harus dipulihkan. Dengan target 1,6 juta hektare lahan per tahun. Kami optimistis target itu bisa tercapai pada 2020, bahkan mungkin surplus," kata Henry. (FR/OL-01)

Sumber : Mediaindonesia.com

0 komentar: