Minggu, 23 Januari 2011

SOS, Bumiku Sakit Parah Akibat Pencemaran Lingkungan

Sekali waktu, pakailah raincoat dan ke luar berjalan-jalan pada saat hujan. Anda akan melihat sebuah fenomena yang waaaah, bisa membuat Anda berdecak kagum keheranan dan mengurut dada. Sampah dan air akan menggenang jalan-jalan. Bahkan tidak jarang pula genangan ini akan menyerang rumah-rumah warga.

Sekali waktu lagi, pakailah sepeda menyusuri jalan-jalan dengan aktivitas transportasi tinggi. Saya yakin, Anda tidak akan kuat menahan diri berlama-lama menyaksikan kebisingan suara deru kendaran bermotor dan asap kendaraan yang mengepul.

Selain itu, Anda tidak akan nyaman lagi mengendarai sepeda karena jalan-jalan disesaki dengan kendaraan dan tidak ada pohon untuk meredam panas yang ke luar.

SOS, Bumiku Sakit Parah!

Ya, Bumi kita sedang sakit parah bahkan sedang mendekati koma. Di mana-mana mata kita akan disuguhi dengan berbagai fenomena kerusakan. Kerusakan lingkungan atau istilah kerennya pencemaran lingkungan sudah tidak bisa kita pungkiri lagi sudah dan sedang terjadi di lingkungan sekeliling kita.

Bahkan, mungkin kita sendiri menjadi penyumbang akan terjadinya pencemaran lingkungan tersebut. Kemampuan manusia dalam mengolah sumberdaya alam melalui kepintarannnya yang menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan.

Tentu, semuanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup dari manusia itu sendiri. Tetapi, terkadang pengolahannya yang tidak memiliki batasan dan mengindahkan hukum sebab akibat dari alam selaku objek yang dieksploitasi.

Udara, Air, dan Tanah Kita Tercemar

Dewasa ini pencemaran lingkungan sudah merambah hampir ke semua sektor. Dari udara sampai ke tanah semua telah tercemar. Berikut kilasan dari jenis pencemaran tersebut.

1. Pencemaran Udara

Tentu Anda akan menutup hidung ketika melihat asap hitam yang ke luar dari kendaraan bermotor. Tetapi, bukan hanya knalpot kendaraan saja yang mengeluarkan asap hitam, knalpot pabrik juga mengeluarkan asap yang tak kalah hitam dan besarnya.

Asap yang ke luar dari knalpot-knalpot tersebut (kendaraan dan cerobong pabrik) mengandung karbon monoksida yang sangat berbahaya terutama apabila terhisap oleh paru-paru kita.

Gas karbon monoksida yang terperangkap di udara secara langung akan meninggikan suhu udara menjadi lebih panas. Selain itu, ini yang paling berpengaruh memacu pembentukan green house effect.

Anda bisa bayangkan akibat rumah kaca ini, pemanasan global akan terjadi dan salah satu akibatnya adalah mencairnya lapisan-lapisan es di kutub bumi (utara dan selatan). Anda tahu akibatnya? Permukaan air laut akan naik dan beberapa daerah yang lebih rendah akan tenggelam.

Penyumbang pencemaran udara lainnya adalah chloro fluro carbon atau CFC yang biasa digunakan pada air conditioner. Penggunaan yang berlebih dari zat ini dapat berakibat pada penipisan lapisan ozon yang berfungsi sebagai penyaring sinar ultraviolet dari sinar matahari.

2. Pencemaran Air

Berapa liter air yang Anda gunakan setiap harinya? Kita analogikan, tiap hari Anda membutuhkan 30 liter air berarti Anda akan menghabiskan air sebanyak 900 liter dalam satu bulan. Bayangkan betapa banyak jumlahnya, bukan?

Memang, air merupakan kebutuhan utama kita. Semua makhluk hidup di dunia ini membutuhkan air untuk melanjutkan kehidupannya. Tapi, sudah sejauh apakah kita menjaga air ini supaya terus bisa digunakan?

Jumlah air yang ada di Bumi ini jumlahnya tetap, tidak akan bertambah dan berkurang hanya yang berbeda sebarannya saja. Ada yang berlimpah dengan air dan ada daerah yang kekurangan air.

Contoh pencemaran air tanah dangkal yang paling nyata adalah air sumur yang tercemar berbagi unsur yang ada di atasnya atau resapan dari tempat lain. Pemakaian pestisida, limbah industri penduduk, dan tempat pembuangan sampah memberikan andil sangat besar pada pencemaran ini.

Intrusi air laut juga dapat terjadi pada air tanah dalam. Industri-industri skala besar sering menggunakan air tanah dalam ini melalui pompa artesis. Pemompaan besar-besaran ini memacu rembesan air laut untuk masuk.

Selain itu, tumpahan minyak menjadi penyebab utama kerusakan ekosistem laut. Begitu pula dengan pembuangan limbah-limbah pabrik yang dibuang ke sungai tanpa melalui proses penyaringan terlebih dahulu.

3. Pencemaran Tanah

Tanah sebagai media tumbuh tanaman seringkali selalu dieksploitasi manusia melebihi ambang batasnya sehingga mengakibatkan tanah sudah tidak bisa berproduksi maksimal untuk jangka waktu lama.

Untuk mensiasatinya, digunakanlah berbagai bahan kimia seperti pupuk dan pestisida untuk mengembalikannya lagi. Apabila hal ini terus dilakukan, tanah tidak akan memiliki umur lama untuk berproduksi dan akhirnya tanah akan kehilangan berbagai unsur haranya sendiri.

Menyikapi secuil berbagai pencemaran lingkungan ini, sudah selayaknya lah kita sebagai penduduk yang mendiami Bumi menjaga kestabilan berbagai unsur alamiah agar senantiasa terus bisa digunakan.

Dan, mari bantu Bumi kita agar cepat sembuh dari sakitnya akibat pencemaran lingkungan dengan mengurangi bahan-bahan yang dapat menimbulkan pencemaran.

Oleh: AnneAhira.com

0 komentar: